­

Kala frasa kehidupanmu terukir dari klausa bahagia, seakan terbentang jalan untuk selalu menari bebas di atasnya, berhentilah. Tiada sadar penat diri karenanya. Kejut hampa menuju nuansa penuh lena, hanya akan meleburmu dalam balutan khayal semu tak kasat mata.

4

Jum'at, 28 Agustus 2009

Hari ini adalah kali kedua aku berdiri di tengah hiruk pikuk kota Surabaya. Setelah berhari-hari menunggu angka '+6231' muncul di layar handphone-ku. Dan benar saja, suara dari seberang sana, masih sama seperti ketika memintaku datang ke Surabaya untuk pertama kalinya.
"Ditunggu kedatangannya besok setelah jam 11.00 pagi".
Tanpa menjelaskan untuk apa, dan akupun tak sempat bertanya saking senangnya melihat angka +6231, dan hari ini aku berangkat dengan harapan akan kembali membawa kabar gembira.
"Hari ini, mas Heri bisa tinggal sementara di kantor Semolowaru. Karena besok sudah mulai kerja", ujar pak Brian, yang satu minggu yang lalu berjumpa dalam sesi wawancara.
Belum sempat hilang rasa senang sekaligus bingung dariku, beliau menambahkan.

Baca selengkapnya »
14

INTERNET, Doraemon, dan Gunung Brojo

Semilir angin pagi masih terasa nyaman, mengiringi sekumpulan kupu-kupu yang menari indah di atas hamparan sawah yang mulai menguning. Melantunkan nada damai karena beradu dengan dedaunan pohon Akasia yang sudah tua namun masih cukup kuat dan menjulang tinggi-tinggi di sepanjang jalan bebatuan. Para petani sudah terlihat sibuk dengan cangkul dan garu mereka.Indah dan sangat harmonis. Pemandangan yang masih sama seperti empat tahun yang lalu saat saya meninggalkan desa Bangsri ini. Tidak banyak yang berubah di tempat ini. Hanya beberapa petani utun yang lebih suka mengendarai motor 4 tak terbarunya ke sawah daripada naik pit kebho yang sudah jarang saya lihat. Jalan-jalan beraspal pun sudah dapat saya jumpai hampir di setiap tempat. Di sekitar sawah inilah yang masih nampak asrinya, dengan bebatuan yang tersusun rapi membentuk jalan sepanjang hampir satu kilometer.

Baca selengkapnya »